PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pakan atau makanan untuk ternak
merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak babi. Sebab 60% dari
keseluruhan biaya dihabiskan untuk keperluan babi-babi induk (bibit), dan 80%
untuk keperluan babi fattening. Oleh karena itu suatu hal yang perlu
diperhatikan di sini ialah bahwa walaupun babi itu secara alamiah tergolong
hewan yang makannya sangat rakus, dan suka makan apapun, namun mereka perlu
diberi makanan dengan perhitungan yang betul. Sebab, di samping ternak babi itu
banyak makan dan rakus, konversi terhadap makanan pun sangat bagus, sehingga
apabila pemeliharaannya baik,laju pertumbuhannyapun akan baik pula.Tetapi perlu
diingat bahwa babi termasuk hewan yang memiliki alat pencernaan sederhana, yang
tak mampu mencerna bahan makanan yang kadar serat kasarnya tinggi. Maka babi
harus diberikan makanan yang serat kasarnya rendah, dan kandungan energinya
yang cukup tinggi. Dalam menyusun ransum kita harus mengetahui : 1. Susunan
zat-zat di dalam makanan.
2.Bahan makanan yang biasa diberikan kepada babi.3.kebutuhan gizi oleh ternak dan teknik pemberian makanan dan jumlah yang diberikan.
2.Bahan makanan yang biasa diberikan kepada babi.3.kebutuhan gizi oleh ternak dan teknik pemberian makanan dan jumlah yang diberikan.
Ransum adalah makanan yang disediakan bagi ternak untuk 24 jam (Anggorodi, 1994). Suatu ransum seimbang menyediakan semua zat makanan yang dibutuhkan untuk memberi makan ternak selama 24 jam.Babi adalah ternak monogastric dan bersifat prolific (banyak anak tiap kelahiran), pertumbuhannya cepat dan dalam umur enam bulan sudah dapat dipasarkan. Selain itu ternak babi efisien dalam mengkonversi berbagai sisa pertanian dan restoran menjadi daging oleh sebab itu memerlukan pakan yang mempunyai protein, energi, mineral dan vitamin yang tinggi. Konsumsi ransum sangat dipengaruhi oleh berat badan dan umur ternak. Hafez dan Dyer (1969) menyatakan bahwa konsumsi ransum akan semakin meningkat dengan meningkatnya berat badan ternak. Jumlah ransum yang dikonsumsi juga akan bertambah dengan bertambahnya umur ternak.Temperatur juga dapat mempengaruhi jumlah konsumsi ransum harian. Pada temperatur yang tinggi ternak akan mengurangi konsumsi ransum (Devendra dan Fuller,1979). Tingginya kandungan serat kasar dalam ransum akan mempengaruhi daya cerna dan konsumsi ransum sekaligus mempengaruhi efisiensi penggunaan makanan (Tillman et al., 1984).
Tabel 2a . Konsumsi Ransum dan Air Minum Babi Menurut
Umur / Periode
UmurFase
Produksi
|
Macam
Ransum
|
Konsumsi(kg/hari/ekor)
|
Air
minum
(l/ekor/hari)
|
1-4 mg
4-8 mg
8-12 mg
12-16 mg
16-20 mg
20 – di jual
Induk / Bibit
Dara (6 bln)
Jantan (6 bln)
Induk Kering
Bunting
Induk Laktasi
Jantan aktif
|
Susu Pengganti
Pre Starter
Starter
Grower
Grower
Finisher
Grower
Grower
Bibit
Bibit
Bibit
Bibit
|
0.02-0.05
0.5-0.75
1.00-1.25
1.5-2.00
2.25-2.75
2.75-3.5
1.5-2.00
1.5-2.00
2.50-3.50
2.00-2.50
3.00-4.50
2.00-2.50
|
0.25-0.5
0.75-2.0
2.0-3.5
3.5-4.0
4.0-5.0
5.0-7.0
6.0-8.0
6.0-8.0
7.0-9.0
7.0-9.0
15.0-20.0
7.0-9.0
|
Efisiensi
Penggunaan Makanan
Efisiensi penggunaan makanan merupakan pertambahan berat
badan yang dihasilkan setiap satuan ransum yang dikonsumsi. Efisiensi
penggunaan makanan tergantung pada (1) kebutuhan ternak akan energi dan protein
untuk pertumbuhan, hidup pokok atau fungsi lain, (2) kemampuan ternak mencerna
makanan, (3) jumlah makanan yang hilang melalui proses metabolisme dan (4) tipe
makanan yang dikonsumsi (Campbell dan Lasley, 1985).Beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menyusun ransum babi adalah ketersediaannya
dilapangan dalam arti mudah untuk memperolehnya, Kandungan zat-zat makanan
mencukupi bagi kebutuhan ternak babi, ekonomis dan efisien dalam mencerna
bahan-bahan makanan yang diberikan. Kebutuhan zat makanan babi lepas sapih
tergantung pada umur dan bobot badan seperti Tabel 1b (NRC.1998) .
Kandungan protein (asam-asam amino) ransum yang optimal pada
ransum babi harus pula memperhatikan kandungan energinya, hal ini disebabkan
karena sejumlah energi tertentu dibutuhkan per tiap gram protein dengan
demikian protein dapat digunakan efisien untuk pertumbuhan, kebutuhan lisin
ternak babi yang sedang tumbuh dengan berat badan 35 – 60 kg adalah 0,61%
(Sihombing, 1997).
Tabel 2b. Kebutuhan zat-zat makanan babi fase grower –
finisher. (NRC 1988)
Zat-zat
makanan
|
Satuan
|
20-30
kg
Bobot badan
|
35-60
kg
Bobot badan
|
60-100
kg
Bobot badan
|
Energi dpt dicerna
Protein kasar
Asam Amino Esl :
Arginin
Fenilalanin
Histidin
Isoleusin
Leusin
Lisin
Metionin
Treonin
Triptophan
Valin
Mineral
Besi
Fosfor
Yodium
Kalium
Kalsium
Khlorin
Magnesium
Mangan
Natrium
Selenium
Tembaga
Zink
Vitamin
Vitamin A
Vitamin D
Vitamin E
Vitamin K
|
Kkal/kg
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
mg
%
%
%
%
%
%
mg
%
mg
mg
mg
IU
IU
IU
Mg
|
3.380
16
0.2
0.7
0.18
0.5
0.6
0.7
0.45
0.45
0.12
0.50
60.00
0.5
0.14
0.23
0.6
0.13
0.04
2.0
0.1
0.15
4.0
60.0
1.300
200
11
2
|
3.390
14.0
0.18
0.61
0.16
0.44
0.52
0.61
0.40
0.39
0.11
0.44
50
0.45
0.14
0.20
0.55
0.13
0.04
2.00
0.1
0.15
3.0
60
1.300
150
11.0
2.0
|
3.395
13.0
0.16
0.57
0.15
0.41
0.48
0.57
0.30
0.37
0.10
0.41
40
0.4
0.14
0.17
0.5
0.13
0.04
2.0
0.10
0.10
3.0
50.0
1.300
125
11.0
2.0
|
1.
Susunan zat-zat makanan
Semua
bahan makanan yang diperlukan oleh babi terutama terdiri dari enam unsur pokok
: karbohidrat, serat kasar, lemak, protein, vitamin-vitamin, mineral dan air.
a.
Karbohidrat dan serat kasar
Karbohidrat
terdiri dari unsur-unsur carbon, hydrogen dan oxygen. Unsur unsur tadi
merupakan suatu kesatuan, tetapi masing-masing berbeda-beda besarnya.
Fungsi
karbihidrat :Terutama untuk keperluan energy yang bias mempertahankan
pengaturan panas tubuh , aktivitas tubuh dan mempertahankan tubuh yang normal
serta Kelebihan lemak ini disimpan di dalam hati dalam bentuk glycogen atau
diubah menjadi lemak yang disimpan di dalam tubuh, di bawah kulit.
Serat
kasar merupakan karbohidrat yang kompleks, yang terdiri dari cellulose dan
lognin. Bagi hewan ruminansia (memamah biak) serat kasar ini bisa dihancurkan
menjadi gula sederhana oleh kerja bakteri di dalam alat pencernaan. Akan tetapi
bagi hewan non-ruminansia yang memiliki alat pencernaan yang sederhana seperti
halnya babi, maka jumlah serat kasar yang biasa dicernakan hanyalah sedikit
sekali. Bagi babi, serat kasar yang terdapat di dalam makanan ini hanya
diperlukan untuk :
·
Menstimulir sekresi enzym-enzym.
·
Dan menstimulir gerak peristaltic pada alat pencernaan.
Serat
kasar yang terlampau banyak akan mengganggu pencernaan atau merupakan daya
cerna, karena enzym-enzym tadi tak bias menembus jaringan serat kasar. Itulah
sebabnya, maka kepada ternak babi harus diberikan makanan yang kadar serat
kasarnya rendah, lebih-lebih babi muda. Apabila mereka diberikan makanan yang
serat kasarnya tinggi, pertumbuhannya akan lambat. Sebab babi dewasa saja hanya
mampu menggunakan serat kasar yang jumlahnya kurang lebih 60%.
b. Lemak
Lemak
juga terdiri dari unsure-unsur H,C, dan O. Baik lemak maupun hidrat arang
kedua-duanya berfungsi:• Untuk menimbulkan energy (tenaga), sehingga babi dapat
bergerak, berjalan, mencerna makanan.• Sebagai pelarut vitamin-vitamin A, D, E,
K.
Kekurangan
Lemak :• Kulit bersisik .• Bulu sekitar bahu dan leher rontok.Apabila babi-babi
kekurangan lemak di dalam makanan akan timbul akibat atau gejala: Untuk mengatasi
kekurangan zat lemak ini, bisa ditambahkan zat lemak 10% pada rasumnya.
c. Protein
Protein
terdiri dari unsure-unsur C,H,O, nitrogen dan sulphur, unsure-unsur ini
bergabung membentuk asam amino dan amiden. Protein itu sendiri sangat kompleks,
yakni terdiri dari 20-25 unsur atau unit yang disebut asam amino. Akan tetapi
tidaklah semua unsure asam animo dalam protein ini diperlukan untuk pertumbuhan
secara maksimal. Ada 10 macam asam amino yang sangat vital, yakni yang disebut
asam amino esensial.
Asam
amino esensial tersebut ialah : lysine, methionine, tryptophane, histidine,
arginine, valine, leucine, isoleucine, phenylaneline dan threonine. Dan di
antara kesepuluh asam amino tersebut yang terpenting ialah : lysine,
tryptophane dan methionine. Protein yang memiliki keseimbangan asam amino yang
tepat dikatakan nilai biologinya tinggi.
Fungsi
Protein ialah :
•
Membentuk sel-sel atau jaringan tubuh, misalnya pada pertumbuhan anak-anak babi
dan babi muda.•Menggantikan sel-sel rusak,misalnya pada babi-babi yang sudah tua.
Rerproduksi,misalnya memproduksi air susu
. Kekurangan Protein dapat berakibat :
•Pertumbuhan lambat.•Nafsu makan kurang, akibat berat badan menurun.• Penggunaan makanan lain kurang efisien.Bahan makanan yang pada umumnya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein pada ternak babi ialah tepung ikan dan bungkil kedelai.
•Pertumbuhan lambat.•Nafsu makan kurang, akibat berat badan menurun.• Penggunaan makanan lain kurang efisien.Bahan makanan yang pada umumnya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein pada ternak babi ialah tepung ikan dan bungkil kedelai.
d. Mineral
Babi
secara alamiah memerlukan unsur-unsur mineral yang diperoleh dari bahan makanan
yang berasal dari hijauan dan akar-akar dari dalam tanah. Di dalam kodisi
semacam itu babi tidak akan kekurangan mineral, akan tetapi babi-babi yang
dipelihara di dalam kandang terus menerus perlu pemeliharaan yang cermat dan
hati-hati. Unsur-unsur mineral yang diperlukan ternak babi bias digolongkan
menjadi 2 yaitu : unsur mayor (mayor elements) dan unsur minor (trace elements)
.1).Unsur Mayor (Major elements) Adalah unsur-ursur mineral yang diperlukan dalam
jumlah yang relative besar. Termasuk unsur mayor ialah : calcium, magnesium,
phosphor, sodium, potassium, chlorine, besi dan sulphur.
a). Calsium (ca)
a). Calsium (ca)
Calcium
diperlukan oleh semua hewan untuk pembentukan tulang dan jaringan-jaringan
lainnya, dan juga untuk pembentukan darah serta produksi air susu. Oleh karena
itu Ca sangat penting buat induk babi bunting yang dan menyusui, dan anak-anak
babi.
Kekurang Ca akan berakibat :
Kekurang Ca akan berakibat :
•Kehilangan
nafsu makan, dan pertumbuhan terlambat. • Mengganggu perkembangan biakan.•
Produksi air susu pada masa laktasi rendah. • Anak di dalam kandungan lemah
atau mati.
b). Phosphor (P)
Phospor
berguna untuk pembentukan tulang, sel-sel tubuh, memproduksi sel jantan dan
betina, metabolism karbohidrat dan lemak. Kekurangan unsure P sangat erat hubungannya
dengan Ca dalam pembentukan tulang, pembentukan sel-sel tubuh, dan sel
jantan/betina dalam alat reproduksi. Sehingga apabila kekurangan unsure P di
dalam makanan, akan berakibat seperti pada kekurangan Ca. dari seluruh unsure
mineral, unsure Ca dan P yang paling besar, dengan perbandingan Ca : P = 2 : 1.
Biasanya makanan ynag banyak mengandung protein banyak pula mengandung
phosphor. Biji-bijian cukup mengandung phosphor, maka babi yang banyak
mendapatkan makanan biji-bijian tidak akan kekurangan atau menderita unsure P.
c). Sodium, potassium dan chlorine
Ada
3 macam unsur mineral, yang diperoleh sebagai garam dalam cairan tubuh,
keringat dan saliva (air ludah).Chlorine diperlukan untuk membuat asam
hydro-chloric yang terdapat di dalam alat pencernaan. Bahan makanan yang
berasal dari hewan seperti tepung ikan hanya kaya akan unsure sodium dan
chlorine. Sedangkan bahan makanan hijauan biasanya kaya akan potassium. Babi
yang mendapatkan garam terlampau banyak dapat menimbulkan keracunan. Tetapi hal
ini tak mungkin terjadi, jika rasum yang diberikan itu dalam imbangan yang
sesuai dengna persediaan air minum yang cukup dan bersih.
d). Besi (Fe)
Zat
besi merupakan unsure yang sangat penting di dalam darah, yakni untuk membentuk
haemoglobine yang berguna untuk mengangkut O2 (Oxygen) ke seluruh tubuh.
Definisenzi zat besi (Fe) menyebabkan anemi, yang biasa diderita oleh babi-babi kecil yang berada di dalam kandang terus-menerus. Akan tetapi babi yang hidupnya di atas tanah terus-menerus tidak akan kekurangan zat besi.
Definisenzi zat besi (Fe) menyebabkan anemi, yang biasa diderita oleh babi-babi kecil yang berada di dalam kandang terus-menerus. Akan tetapi babi yang hidupnya di atas tanah terus-menerus tidak akan kekurangan zat besi.
2).
Unsur Minor (Trace Mineral)
Unsur
ini diperlukan dalam jumlah yang kecil. Termasuk unsure minar ialah : tenaga,
yodium, manga dan zinc (seng).
a). Tembaga (Copper)
Zat
tembaga berhubungan erat dengan zat besi dalam pembentukan darah. Pada babi,
unsur tersebut juga penting bagi pertumbuhan dan konversi makanan. Kekurangan
unsur ini akan menyebabkan babi mudah scours (mencret)
b). Mangan (Mg)
Zat
ini diperlukan untuk pembentukan tulang dan reproduksi yang normal. Kekurangan
usur ini menyebabkan babi menjadi lumpuh. Katul banyak terdapat unsur Mg.
karena pada umumnya babi-babi di Indonesia banyak mendapatkan makanan dari
katul, maka kemungkinan defisiensi unsur Mg jarang terjadi.
c). Yodium
Yodium
diperlukan untuk kelenjar tyroid, yang menghasilkan suatu bahan yang disebut
thyroxine. Thyroxine diperlukan untuk mengatur fungsi tubuh yang normal.
Kekurangna unsur ini berakibat kesuburan menurun dan anak yang dikandung bias
mati atau bulu rontok.
d). Seng (Zinc)
Kekurangan
unsur ini akan menyebabkan penyakit yang disebut “Parakeratosis”. Adapun gejala
dari penyakit ini adalah pertumbuhan lambat, Efisiensi terhadap makanan rendah,
nafsu makan berkurang, kulit luka atau rusak, warna kulit merah, terutama di
atas perut, kemudian diikuti keadaan kulit pecah-pecah atau seperti sisik. Hal
ini biasanya terjadi pada babi-babi muda. Bisa dilakukan pencegahan dengan
memberikan 150-200 gram Zinc Carbonat/ton makanan kepada ternak.
e). Vitamin-vitamin
Vitamin
merupakan zat makanan yang diperlukan tubuh untuk mengatur atau mengolah
zat-zat makanan lainnya hingga bias dipergunakan oleh tubuh. Adapun
vitamin-vitamin yang penting adalah :
-Vitamin
A diperlukan untuk babi segala umur. Kekurangan vitamin A secara umum dapat
berakibat abortus, rheumatic, anak babi lemah, penyakit mata, scours (mencret),
mudah kena infeksi, pada babi muda menyebabkan kematian pertumbuhan menjadi
kerdil, pada babi dewasa dapat mempengaruhi kesuburan dan kemampauan dalam
menghasilkan air susu. Vitamin A bias diperoleh pada minyak ikan (levertraan),
tanaman-tanaman yang berwarna hijau, wortel, jagung kuning. Vitamin ini bias
ditambahkan pada rasum dalam bentuk premix.
•
Vitamin B1(Thimine) Kekurangan vitamin B2 pada babi menyebabkan nafsu makan
berkurang, gangguan pencernaan, bulu kasar, menimbulkan kematian yang
tiba-tiba. Vitamin B1 terdapat banyak pada jagung, kacang-kacangan, air susu .•
Vitamin B2 (Riboflavine) Vitamin ini penting untuk pertumbuhan dan berat badan.
Pada babi bunting yang kekurangan vitamin B2 dapat mengakibatkan abortus. •Vitamin
B6 (Pyridoxine) Vitamin ini berguna untuk mengolah asam amino. Kekurangan
vitamin ini pada babi dapat berakibat nafsu makan berkurang, pertumbuhan dan
berat badan menurun, urat-urat menjadi kaku dan kekurangan darah.Vitamin ini
banyak terdapat pada biji-bijian dan air susu. •Vitamin B12 Vitamin ini penting
untuk pertumbuhan dan pembuatan darah. Kekurangan vitamin B12 dapat berakibat
babi menderita anemia, babi yang dilahirkan berat badan berkurang, lemah,
banyak kematian, anak babi kecil. Vitamin B12 banyak terdapat pada bahan
makanan yang berasal dari hewan, yaitu tepung ikan, maupun kotoran lembu atau
ayam.
-Vitamin
C Kekurangan vitamin C dapat menimbulkan darah keluar di bawah kulit, dan
persendian, gigi menjadi longgar. Umumnya defisiensi terhadap vitamin C jarang
terjadi asal babi banyak diberi hijauan.-VitaminD,
Vitamin D berguna untuk mengatur imbangan kerja Ca dan P, di dalam pembentukan
tulang, terlebih-lebih pada babi bunting atau babi-babi muda. -Vitamin E Vitamin
E dikenal sebagai vitamin anti steril. Babi membutuhkan vitamin E untuk
kesuburan yang normal, baik jantan maupun betina. Vitamin ini banyak terdapat
pada kecambah, biji-bijian sebangsa padi, dan leguminosa (bagian yang berwarna
hijau).
f). Air
Fungsi
air dalam tubuh ternak babi sangat penting, yakni untuk mengatur temperatur
(panas) tubuh, melumatkan makanan dalam proses pencernaan, membawa zat-zat
makanan ke seluruh tubuh, mengeluarkan bahan-bahan yang tak berguna. Apabila
ternak kekurangan air, kesehatan akan terganggu. Misalnya darah yang mengandung
serum terlalu sedikit, maka panas badan menjadi tinggi, sehingga protein
menjadi binasa dan ternak babi menjadi kurus.
HASIL PRAKTIKUM
Praktikum
Tgl 25-11-2011
Demonstrasi penusunan ransum
Pakan komplit : 70 %
Ikan cincang : 10 %
Jagung : 14 %
Dedak : 5 %
Premix : 1 %
Untuk menyusun ransum sebanyak 5 Kg dari bahan diatas persentase diatas dikali 5 dibagi dengan 100....
contoh;ikan cintang 10/100x 5
PEMBAHSAN
Ransum babi Periode Starter :
Anak babi yang telah lepas sapih biasanya disapih pada umur
8 minggu dan mencapai bobot rata-rata 20 kg disebut babi priode starter
(Sihombing, 1997). Selanjutnya dikatakan anak babi dengan bobot 20 kg sudah ada
harapan sekitar 98% dapat hidup sampai mencapai bobot potong (90-100 kg)
maksudnya bahwa babi priode starter telah melewati masa-masa kritis dimana sebelum
masa ini , babi lebih mudah terserang penyakit dan kematian sangat tinggi yaitu
30 %. Babi priode starter merupakan awal dari proses penggemukan seperti
dikatakan oleh Cunha,(1977), bahwa ternak pada priode starter mulai makan lebih
banyak karena pada priode ini ternak babi sedang mengalami pertumbuhan yang
terus meningkat(pertumbuhan eksponential).
Ransum yang seimbang ialah ransum yang mengandung zat
nutrisi yang berkualitas untuk kesehatan, pertumbuhan dan produksi ternak.
Ternak akan mencapai tingkat penampilan produksi tertinggi sesuai dengan
potensi genetik bila memperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkannya. Zat makanan
itu akan diperoleh ternak dengan jalan mengkonsumsi sejumlah makanan.Tingkat
konsumsi ransum adalah jumlah makanan yang dimakan oleh ternak bila bahan
makanan tersebut diberikan adbilitum. Faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum
dapat dibagi menjadi 2 yaitu : yang berpengaruh secara langsung seperti besar
dan berat badan, umur, kondisi ternak serta cekaman yang diakibatkan oleh lingkungan
seperti temperatur lingkungan, kelembaban udara, dan sinar matahari , sedangkan
berpengaruh secara tidak langsung ialah keadaan air ransum, adanya makanan
pembatas konsumsi dan kecernaan.
Frekuensi pemberian pakan memberi pengaruh terhadap jumlah
pakan yang dikonsumsi. Pada umumnya pakan per hari akan meningkat dengan
meningkatnya dengan frekuensi pemberian pakan. Menurut Supnet (1980), bahwa
babi dengan bobot 10-90 kg diberi pakan 2 kali sehari akan mengkonsumsi pakan
rata-rata/hari/ekor sebesar 1,54 kg. Pada pemberian 3 kali sehari konsumsi
pakan sebesar 1,92 kg dan yang diberi secara adbilitum konsumsi pakan sebesar
2,61 kg/ekor/hari. Tillman et al. (1984), mengatakan bahwa ada hubungan yang
dekat antara daya cerna dan kecepatan kecernaan dan ini berkaitan erat antara
daya cerna ransum dan konsumsi ransum. Semakin tinggi daya cerna ransum maka
konsumsi pun akan semakin tinggi.
Suhu lingkungan juga turut mempengaruhi tingkat konsumsi
ransum, semakin tinggi suhu lingkungan konsumsi makanan akan semakin rendah.
Meningkatnya temperatur lingkungan akan menurunkan konsumsi ransum yang diikuti
temperatur rectal dan kecepatan respirasi ternak babi meningkat. Oleh karena
itu temperatur udara yang tinggi dalam kandang menyebabkan ternak mengurangi
konsumsi pakannya agar produksi panas dalam tubuh menurun . Temperatur
lingkungan optimal untuk ternak babi dengan bobot badan 20-50 kg adalah
18-22°c.
Konversi ransum dapat digunakan sebagai peubah untuk seleksi
terhadap ternak yang mempunyai kecepatan pertambahan bobot badan yang
baik.Nilai konversi dari seekor ternak erat kaitannya dengan tujuan seleksi
guna mendapatkan ternak yang ekonomis. Nilai konversi ransum dipengaruhi oleh
pertumbuhan babi itu sendiri .Campbell dan Lesley (1977), melaporkan konversi
ransum tergantung kepada; 1. kemampuan ternak untuk mencerna zat makanan, 2.
kebutuhan ternak akan energi dan protein untuk pertumbuhan, hidup pokok dan
fungsi tubuh lainnya, 3. jumlah makanan yang hilang melalui proses metabolisme
dan kerja yang tidak produktif, serta 4. tipe makanan yang dikonsumsi. Faktor
lain yang mempengaruhinya adalah keturunan, umur, berat badan, tingkat konsumsi
makanan, pertambahan bobot badan, palatabilitas, dan hormon.
Ransum Babi Periode Grower
Babi periode grower yaitu babi yang memiliki bobot rata-rata
35 kg hingga mencapai bobot badan 60 kg. Periode grower merupakan periode yang
harus diperhatikan akan kebutuhan zat makanannya, dan ransum yang bermutu
tinggi adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi performans babi grower.
Ransum yang terdiri dari pakan yang bermutu tinggi dan disusun memenuhi
kebutuhan zat-zat makanan babi dan dicampur baik adalah syarat untuk memperoleh
performans yang optimal.
Pada waktu babi masih muda, pertumbuhannya terutama terdiri
dari protein dan air akan tetapi setelah babi tersebut mempunyai berat
badan sekitar 40 kg, energi yang disimpan berupa protein telah konstan dan
mulailah energi tersebut dipakai untuk pembentukan jaringan lemak yang semakin
meningkat dengan bertambahnya umur.
Menurut Tillman, dkk. (1984) pertumbuhan mempunyai
tahap-tahap yang cepat dan lambat. Tahap cepat terjadi pada saat lahir sampai
pubertas, dan tahap lambat terjadi pada saat-saat kedewasaan tubuh tercapai.
Tahap-tahap pertumbuhan ini membentuk gambaran sigmoid pada grafik pertumbuhan
yang ditentukan oleh tingkat konsumsi bila tingkat konsumsi tinggi, pertumbuhan
juga cepat, sedangkan pengurangan makanan akan memperlambat kecepatan
pertumbuhan.
Ransum Induk Untuk Reproduksi yang Tinggi
Pemberian pakan pada induk agar supaya prolifik bukan hanya
terlihat baik, tetapi bagaimana untuk mempertahankan kondisi tubuh induk
tersebut, kebutuhan izat makanan pada babi bibit, berdasarkan fase produksi
tertera pada Tabel di bawah ini .
Tabel 4a. Kebutuhan zat-zat makanan perkilogram ransum babi
bibit (NRC 1988)
Zat-zat
makanan
|
Satuan
|
Dara
Bunting, Induk Bunting dan jantan Yunior/Senior
|
Induk
Laktasi
|
Energi dpt dicerna
Energi Metabolisme
Protein kasar
Asam Amino Esensial :
Arginin
Fenilalanin
Histidin
Isoleusin
Leusin
Lisin
Metionin
Treonin
Triptophan
Valin
Mineral
Besi
Fosfor
Yodium
Kalium
Kalsium
Khlorin
Magnesium
Mangan
Natrium
Selenium
Tembaga
Zink
Vitamin
Vitamin A
Vitamin D
Vitamin E
Vitamin K
|
Kkal/kg
Kkal/kg
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
mg
%
%
%
%
%
%
mg
%
mg
mg
mg
IU
IU
IU
Mg
|
3.400
3200
12
00
0.15
0.37
0.42
0.43
0.23
0.52
0.34
0.09
0.46
80
0.6
0.14
0.20
0.75
0.25
0.04
10
0.15
0.15
5
50
4000
200
10
2
|
3.395
3195
13.0
0.40
0.25
0.39
0.70
0.58
0.36
0.85
0.43
0.12
0.55
80
0.5
0.14
0.20
0.75
0.25
0.04
10
0.20
0.15
5
50
2000
200
10
2
|
1. Pakan Induk Sebelum Kawin
- a. Induk Dara
Nutrisi pada babi dara sebelum kawin pertama harus mencapai
tujuan :
- memaksimumkan tingkat ovulasi pertama/ litter size.
- memperbaiki kondisi babi tubuh dara (otot dan lemak) untuk cadangan masa yang akan yang akan akibat dari fariasi jumlah pakan yang diberikan .
Jumlah ovulasi sel telur yang normal pada babi dara pertama
kali biasanya hanya 13-14 sel telur, jumlah ini akan menghasilkan
litter size yang baik. Biasanya babi dara pada birahi pertama jarang
langsung dikawinkan. Usaha untuk meningkatkan ovulasi induk pengganti :
a. Mengawinkan induk pengganti pada birahi 2-3, b. mulai mencatat dan mengawasi
siklus birahinya induk pengganti c. Memberikan pakan yang berlebih.
Babi pengganti (gilt) jumlah ovulasi bertambah sangat
lambat, (satu sel telur/ bulan) contohnya babi pengganti pada
ovulasi pertama hanya sembilan buah, 14-15 sel telur
merupakan jumlah ovulasi yang maksimum diharapkan. Sebuah
pendekatan alternatif yang sederhana adalah dengan menunggu pada tingkat
ovulasi yang puncak/maksimum pada birahi ketiga. Seperti ditunjukkan pada
tabel 4b.
Tabel 4b. Umur seksual dan tingkat ovulasi / litter size pada babi
dara.
Sumber
|
oestrus
ke
1
2
3
|
Huges
dan Varley (1980)
Mac. Pherson et. al (1973)
|
10,6
11,8
10,9
7,9
9,7
11,0
|
b. Induk Dewasa /Sow
Pada induk pengganti/gilt periode penyapihan ke estrus
dan kawin biasanya sangat singkat (kurang dari seminggu), ini berakibat pada
manipulasi reproduksi induk babi dengan pakan sangat pendek. Akan tetapi
jika jumlah ovulasi sel telur sangat rendah (kira-kira 14 sel telur) dapat juga
dilakukan flushing. Kenyataanya jumlah ovulasi periode akhir penyapihan ke estrus
sangat bervariasi (15 – 25) pada induk babi dewasa/sow. Untuk
meningkatkan jumlah ovulasi perlu perencanaan pakan yang baik saat penyapihan
ke oestrus. Walaupun biasanya tidak cukup waktu sebelum induk
menjadi birahi untuk ovulasi sel telur. Seperti terlihat pada tabel 6.
Tabel 6. Effek pakan yang tinggi dan tingkat ovulasi babi.
Jumlah
Percobaan Jml hari
flushing ke
oestrus
Penambahan ovulasi
sel telur
|
6
0-1
0.4
6
2-7
0,9
8
10
1,6
14
12-14
2,2
2
21
3,1
|
Penundaan kembali pengawinan babi dara setelah beranak
pertama sampai 12-15 hari akan menghasilkan peningkatan jumlah litter size 1 –
1,5 pada beranak ke dua, disajikan pada tabel 7.
Tabel 7. Pengaruh Penundaan Kawin pada Beranak Kedua terhadap Jumlah
Litter Size Babi Induk
Peneliti
Kurang 12 – 15
hari
Lebih dari 12-15 hari
|
Fahmy
et.al
(1979)
9,3
10,4
Love
(1979)
9,3
10,4
Walker et.al
(1979)
8,2
10,6
Brooks
(1980)
9,3
10,5
King et. al.
(1980)
8,4
10,5
King et.al
(1981)
9,8
10,9
|
Dalam prakteknya peternak harus menghitung berapa penambahan
biaya akibat penundaan perkawinan terhadap penambahan litter sizesize tersebut.
Dalam pemberian pakan flushing yang baik antara penyapihan dan oestrus berguna
untuk mempertahankan berat badan, kondisi tubuh dan persiapan untuk
laktasi.
- 2. Pakan Induk Setelah Kawin
Tujuan Utama kita dalam pemberian pakan babi bunting
(sow/gilt) adalah meningkatkan daya hidup dari embrio/ foetus yang akhirnya
meningkatkan litter size. Untuk itu perlu juga diperhatikan effek pakan
tersebut terhadap kelahiran, setelah lahir dan masa laktasi dari anak babi yang
dilahirkan.
Diketahui bahwa pakan yang baik /tinggi (high level) pada
awal kebuntingan babi darah akan menurunkan jumlah embrio yang hidup, seperti
ditunjukkan pada tabel 8. Hal ini, dijelaskan oleh skema 1
Tabel 8. Jumlah pakan pada awal kebuntigan terhadap embrio yang
hidup .
Pakan
yang
diberikanTinggi
Rendah
|
Jumlah
Ovulasi
15,4
15,5
Embrio yang
tersedia
11,8
12,7
Embrio yang hidup
(%)
77
82
|
Hughes 1993
Hormon progesteron ini sangat diperlukan embrio awal
kebuntingan (14-12 hari) hormon ini merangsang sekresi protein rahim untuk
embrio, penurunan kadar horman ini mengakibatkan penurunan milk uterin
yang dihasilkan. Akan tetapi kasus jumlah embrio hidup pada induk (sow)
tidak dipengaruhi oleh tingkat pakan, seperti terlihap pada tabel 9.
Tabel 9. Tingkat jumlah pakan pada awal kebuntingan dan litter size
dari induk (sow)
Sumber
Tingkat pakan pada awal kebutingan
Tinggi
Rendah
|
Kirkwood
& Thacker
(1980)
15,8
15,5
Hughes
(1993)
11,4
11,3
|
Pada awal minggu ketiga kebuntingan, pemberian pakan
lebih dari standar tidak berpengaruh terhadap jumlah litter size yang
dihasilikan. Pemberian pakan pada umur ini, harus cukup untuk
mempertahankan rata-rata berat lahir dari anak babi saat lahir. Hal ini
berguna untuk menghindari kematian anak babi setelah disapih, bila anak
babi yang lahir terlalu bervariasi maka anak babi yang ringan akan mati akibat
ketidak mampuan bersaing untuk memperoleh kolostrum.
Penambahan pakan induk (sow) selama kebuntingan akan
meningkatkan berat babi lahir, juga meningkatkan variasi berat badan dari anak
babi yang lahir. Bila pemberian pakan lebih rendah dari nilai kondisi normal
, maka foetus pada bagian tengah dari tanduk uterus tidak dapat
memperoleh makanan yang cukup dari sirkulasi darah dari induk (seperti pada
tabel 10.).
Ketika memberikan pakan lebih pada babi bunting (gilt/sow)
yang pada akhirnya kelebihan ini akan digunakan oleh foetus yang terletak
di berbagai ujung dari tanduk uterus mengalami pertambahan berat badan
yang lebih tinggi. Oleh sebab itu dianjurkan memberikan pakan yang lebih
sedikit saat bunting dengan tujuan mengurangi kematian anak babi selama disapih.
Contohnya berat anak babi yang memiliki bobot 1,6 kg dapat mengakibatkan
distokia saat lahir, hal ini yang pada akhirnya akan meningkatkan kematian babi
saat lahir (still birth) dan kematian sebelum disapih (Prewening mortality).
Faktor yang sangat penting dalam membatasi pemberian pakan
pada babi bunting (gilt/sow) adalah adanya peningkatan jumlah pakan yang
dikonsumsi (feed intake) pada ransum baik dan penurunan menuju laktasi, seperti
pada tabel 11.
Tabel 11. Hubungan antara Feed Intake pada babi yang bunting dan
laktasi.
Jumlah
pakan yang diberikan
Rendah
Tinggi
|
Feed
intake babi bunting
(kg/hari)
1,9
3,7
Laktasi feed intake
(kg/hari)
6,2
4,9
|
Salmon – legagneur, 1962.
Yang disimpulkan bahwa babi akan makan bertambah selama
bunting dan berkurang selama menyusui. Maka dengan itu sejak kita mengetahui
kebutuhan nutrisi dari induk rendah kita mengurangi kandungan gizi dari bahan
makanan tersebut, akan tetapi pada saat laktasi kita tingkatkan nilai gizi dari
bahan makanan tersebut. Hal ini kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan
ternak tersebut sampai dengan laktasi. Cara yang praktis dengan
memberikan pakan yang rendah selama kebuntingan (kurang 2,5 kg selama kebuntingan).
Pada tahun 80 an banyak ilmuan menganjurkan bahwa penambahan
lemak 10-15 % pada 3 minggu akhir kebuntingan akan meningkatkan jumlah anak
yang hidup saat penyapihan, ternyata perlakuan ini menyebabkan kematian anak
meningkat 15-17 % sebelum penyapihan, lihat tabel pada Tabel 12.
Tabel 12. Efek penambahan lemak pada pakan induk babi akhir
kebuntingan.
Control
Penambahan lemak
|
Litter
size
9,7
9,7
Pre weaning mortality
(%)
17,3
14,5
Kematian anak < 1,1 kg
(%)
57,9
40,8
|
Henry, Pickard dan Huges 1983
3.Pakan Induk Babi Menyusui
Umumnya induk kurang nafsu makan saat laktasi, hal ini
mengakibatkan sukar terpenuhi kebutuhan nutrisi dari induk untuk hidup pokok
dan produksi susu yang tinggi. Pada saat ini induk biasanya
memobilisasi jaringan tubuhnya untuk memproduksi susu untuk anaknya. Hal
ini bisa kita lihat pada tabel 13.
Tabel 13. Efek tingkat pemberianpakan pada performan babi laktasi.
Pakan
Induk Laktasi
Tinggi
Rendah
|
Kehilangan
berat badan induk
(kg)
5,1
30,0
Kehilangan lemak punggung
(mm)
1,9
4,2
Crrep Feed Intake
(Kg)
2,5
2,9
Berat litter yang disapi
(kg)
68,7
62,3
|
Hughes, 1993.
Pada saat laktasi induk biasanya mengalami penurunan feed
intake sampai 2,5 –3,5 kg/hari pada saat ini perhatian kita harus tertuju
pada keselamatan dan pertumbuhan anak, dimana kebutuhan normalnya adalah 6-7
kg/ hari untuk memenuhi hidup pokok dan produksi susu .
Sedangkan pada induk yang baik feed intake ada yang tidak berubah, hal ini
membuat kondisi tubuh induk tetap baik dan pertumbuhan anak tetap terjaga.
Pola penurunan pakan pada induk laktasi di bagi menjadi dua yaitu masa yang
panjang pada induk dewasa(sow) dan masa yang pendek pada induk muda (gilt).
Biasanya induk muda (gilt) mengalami kekurangan pakan
pada fase laktasi akan mengalami kehilangan berat badan yang lebih besar pada
induk yang sudah tua (sow). Kekurangan pakan pada induk yang dewasa (sow) pada
masa laktasi mempunyai effek yang rendah terhadap kembali birahi setelah
penyapihan, tetapi ada juga induk yang tidak estrus setelah disapih setelah
mengalami kekurangan pakan tersebut, hal ini bisa kita lihat pada tabel
15.
Tabel 15. Effek Pakan laktasi terhadap Fertilitas Induk
Dewasa (sow)
Tingkat
Pakan Induk Laktasi
Tinggi
Rendah
|
Interval
sapih-
kawin
6,2
7,1
Induk tidak estrus
(%)
8,0
16,0
Tingkat konsepsi
(%)
100,0
94,0
|
Hughes, 1993
Secara normal terlihat bahwa ukuran litter size akan menurun
akibat penurunan tingkat pakan pada saat laktasi, effek ini berakibat pada
penambahan kematian embrio pada tiga minggu awal kebuntingan, dapat
dilihat pada tabel 16.
Tabel 16. Tingkat Pakan induk Laktasi Terhadap Litter Size pada
Induk Dewasa.
Tingkat
Pakan Induk Laktasi
Tinggi
Rendah
|
Embrio
yang hidup
(%)
78,0
64,0
Liiter size (lahir
hidup)
10,7
9,8
|
Hughes, 1989
http://tyo-web.faa.im/pakan-ternak-babi.xhtml
tetap semangat sa.............
BalasHapus